BAB I PENDAHULUAN. dengan عطفة ('atifah) 1 (kecenderungan perasaan) atau standar penilaian lainnya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dengan عطفة ('atifah) 1 (kecenderungan perasaan) atau standar penilaian lainnya."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembahasan yang cukup kontroversial di kalangan umat Islam tentang permasalahan isbal sejak masa klasik hingga era modern sekarang ini. Merupakan suatu realita kebiasaan orang-orang yang terdahulu maupun sekarang baik disengaja maupun tidak disengaja, ataukah diiringi dengan rasa bangga atau sombong maupun tanpa ada rasa bangga dan sombong. Penilaian tentang masalah ini harus menggunakan sudut pandang yang benar dan kacamata yang standar. Kalau seseorang ingin mengetahui kategori suatu hukum syar'i, tentunya harus memandang dengan kacamata syari'at bukan dengan عطفة ('atifah) 1 (kecenderungan perasaan) atau standar penilaian lainnya. Betapa banyak orang yang melakukan dosa besar, namun dipandang hanya dengan sebelah mata saja. Sebagai contoh bahwa banyak orang-orang yang ber-fashion dengan menggunakan sudut pandang model, stile dan trendi saja, seperti seorang perempuan yang berpakaian pendek bertelanjang dada dan panjang berlebihan dibawah kaki dan terbelah ditengah, ada juga seorang laki-laki yang berpakaian laksana sang raja yang menggunakan pakaian kebesarannya dengan sayap baju yang terurai panjang dibelakang berlebihan hingga terseret dan menggunakan celana panjang terjulur ke tanah dengan bangganya dilihat orang sehingga pemakai pakaian tersebut merasa dia yang paling hebat diantara yang lainnya. Namun ironisnya hal ini dipuji-puji dan dan dipertotntonkan dihadapan halayak umum sehingga menjadi suatu imej yang sudah biasa dan tidak terfikir lagi oleh pemakai pakaian tersebut bahwa itu merupakan suatu pelanggaran terhadap ajaran yang telah diajarkan Rasul saw. Sehingga sampai saat ini para masyarakat umumnya dan generasi muda khususnya sudah banyak terbawa arus oleh fashion dalam model, stile dan trendi 1 Ibn Manzur, Lisan al- Arab (Kairo: Dar Al-Ma arif, 1119), Juz. 21, hal

2 yang sudah banyak jauh dan menyalahi panduan dan tatanan yang telah dicontohkan oleh Rasul saw. Bertabarruj bagi kaum wanita dan menggerai rambut tanpa berjilbab dan berbagai model kesyirikan yang tersebar telah banyak dilakukan dimana-mana. Pelanggaran demi pelanggaran yang masuk kategori kaba ir (dosa besar) terjadi tanpa disertai rasa penyesalan apalagi rasa bersalah. Demikian halnya isbal (memanjangkan pakaian hingga di bawah kedua mata kaki bagi lelaki dan juga perempuan) termasuk dosa besar yang kurang diperhatikan oleh sebagian umat. Sementara hadis-hadis tentang larangan berisbal ria telah mencapai derajat mutawatir 2 maknawi, lebih dari dua puluh sahabat meriwayatkannya. Barangkali telinga kita pernah mendengar sentilan bahwa isbal itu dilarang jika disertai dengan takabbur. Namun hukumnya Cuma makruh bila tidak mengandung unsur kesombongan dengan dalil, di antaranya : 1. Hadis-hadis yang berbicara tentang pengharaman isbal, selain ada yang bersifat mutlaq, juga ada yang muqayyad dengan kesombongan, sehingga hadis yang mutlaq harus diperjelas dengan hadis yang muqayyad. 2. Kisah Abu Bakr as-siddiq (penjelasan takhrij-nya akan datang) yang melakukannya bukan karena sombong. Di hadapan syariat, saya dan Abu Bakar sama sederajat. Tindakan yang boleh dilakukan Abu Bakr, otomatis boleh juga saya kerjakan. Demikian juga rukhsah yang dikantongi Abu Bakr juga berhak saya dapatkan. Ini segelintir dari cara penolakan yang dipakai dalam menyikapi masalah ini. 2 Secara etimologi, mutawatir berarti tatabu, yakni berurut sedangkan terminologi yang digunakan dalam Ulum al-hadis ialah berita yang diriwayatkan oleh orang banyak pada setiap tingkat periwayat, mulai dari tingkat sahabat sampai dengan mukharrij, yang menurut ukuran tingkat rasio dan kebiasaan, mustahil para periwayat yang jumlahnya banyak itu berdusta. Sedangkan kata ahad bentuk plural dari kata wahid yang berarti satu. Menurut istilah ilmu hadis, ahad adalah yang diberitakan oleh orang-orang yang tidak mencapai tingkat mutawatir. Penjelasan lebih rinci tentang istilah mutawatir dan ahad ini dapat dilihat pada kitab: Subhi as-salih, Ulum al-hadis wa Mustalahuh, (Beirut: Dar al- Ilm li al-malayin, 1977), hal

3 Metode penolakan terhadap petunjuk Rasul saw. yang satu ini begitu bervariasi. Marilah kita menganalisanya melalui kajian dalil-dalilnya secara komplek dan keterangan para ulama. Sebelum jauh membahas permasalahan yang akan dikemukakan, perlu untuk diketahui bersama bagaimanakah bentuk dan model sarung Rasul saw.?, karena perintah untuk meneladani beliau dalam segala hal sangat perlu dalam kehidupan. Sebagaimana Allah swt. berfirman pada QS. Al-Ahzab: 21: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasul saw. suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat" Pada ayat lain Allah swt. juga berfirman dalam QS. Al-Hasyr: 7. Apa yang diberikan Rasul Saw. kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah swt. Sesungguhnya Allah swt. Amat keras hukumannya. Selanjutnya Rasul Saw. berpesan dalam hadisnya yang diriwayatkan dari 'Irbad Ibn Sariyah yang ditakhrij oleh Ibn Majah: ف ع ل ي ك م ب س ن ت و س ن ة ا ل ل ف اء الر اش د ين ال م ه د ي ني ع ض وا ع ل ي ه ا ب الن و اج ذ و إ ي اك م و ا ل م و ر ال م ح د ث ات ف إ ن ك ل ب د ع ة ض ل ل ة. 3 Hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa ar-rasyidun yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah (sunnahsunnah tersebut) dengan geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang baru (dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara yang baru adalah bid'ah." Disamping itu juga bersabda Rasul Saw. pada Hadis yang diriwayatkan dari Anas Ibn Malik dan ditakhrij oleh Muslim: ف م ن ر غ ب ع ن س ن ت ف ل ي س م ن Maka barang siapa yang tidak suka (membenci) sunnah-sunnahku maka ia bukan dari golonganku" 4 3 Al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad Ibn Yazid, Mausu ah as-sunnah al-kutub as-sittah wa Syuruhuha, (Istanbul: Daar Sahnun, 1413 H/ 1992 M), cet. II, Jld. I, hal Imam Abi al-husain Muslim Ibn Hajjaj, Mausu ah as-sunnah al-kutub as-sittah wa Syuruhuha, (Istanbul: Daar Sahnun, 1413 H/ 1992 M), cet. II, Jld. II, hal

4 Diantara sunnah-sunnah Rasul Saw. adalah adab berpakaian yang syar'i. Rasul Saw. telah memberi perhatian yang cukup besar tentang tata cara berpakaian karena penampilan luar menunjukkan apa yang ada didalam hati manusia. Oleh karena itu jika kita memperhatikan model pakaian manusia sekarang maka kita dapati masing-masing mereka memakai menggambarkan akhlak dan kepribadian mereka. pakaian yang Sebagaimana yang diuraikan dalam Hadis berikut ini tentang batasan bagaimana seorang Muslim memakai pakaian atau sarung, yang diriwayatkan dari Sa id al-khudriy dan ditakhrij oleh Abu Dawud: إ ز ر ة ال م س ل م إ ل ن ص ف الس اق و ل ح ر ج أ و ل ج ن اح ف يم ا ب ي ن ه و ب ني ال ك ع ب ني م ا ك ان أ س ف ل م ن ال ك ع ب ني ف ه و ف الن ار م ن ج ر إ ز ار ه ب ط ر ا ل ي ن ظ ر الل ه إ ل ي ه 5 Sarung seorang Muslim hingga tengah betis dan tidak mengapa jika diantara tengah betis hingga mata kaki. Segala yang dibawah mata kaki maka di neraka, barangsiapa yang menyeret sarungnya karena sombong maka Allah swt. tidak akan melihatnya. Maka dari itu, Sebelum jauh membahas tentang topik ini, perlu kiranya mengetahui hadis-hadis seputar masalah isbal. Sebagaimana Hadis Rasul Saw. yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dan ditakhrij oleh al-bukhari: م ا أ س ف ل م ن ال ك ع ب ني م ن ا ل ز ار ف ف ي الن ار 6 Bercerita kepada kami Adam, bercerita kepada kami Syu bah, bercerita kepada kami Sa id Ibn Abi Sa id al-maqbury dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. beliau bersabda :"Apa saja yang di bawah mata kaki dari pakaian atau sarung maka di neraka" Disisi lain Rasul Saw. juga pertegas dalam sabdanya yang diriwayatkan dari Abdillah Ibn Umar dan ditakhrij oleh al-bukhari: 5 Al-Hafiz Abu Daud Sulaiman Ibn Asy as, Mausu ah as-sunnah al-kutub as-sittah wa Syuruhuha, (Istanbul: Daar Sahnun, 1413 H/ 1992 M), cet. II, Jld. IV, hlm Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Isma il Al-Bukhari, Mausu ah as-sunnah al- Kutub as-sittah wa Syuruhuha, (Istanbul: Daar Sahnun, 1413 H/ 1992 M), cet. II, Jld. VII, hal

5 م ن ج ر ث و ب ه خ ي ل ء ل ي ن ظ ر الل ه إ ل ي ه ي و م ال ق ي ام ة 7 Barang siapa yang menjulurkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak akan memandangnya pada hari Kiamat. Sebagai tambahan dalam memperjelas tentang isbal ini, telah diriwayatkan dari Ibn Umar yang ditakhrij oleh at-turmuziy: ف ق ال ت أ م س ل م ة ف ك ي ف ي ص ن ع ن الن س اء ب ذ ي و ل ن ق ال ي ر خ ني ش ب ر ا ف ق ال ت إ ذ ا ت ن ك ش 8 ف ي ر خ ين ه ذ ر اع ا ل ي ز د ن ع ل ي ه ق ال ه ذ ا ح د يث ح س ن ص ح يح أ ق د ام ه ن ق ال ف Ummu Salamah berkata: Apa yang harus dilakukan oleh para wanita dengan ujung-ujung baju mereka? Rasul saw. menjawab; Mereka menurunkannya hingga sejengkal. Kalau begitu akan tersingkaplah kaki mereka jelas oleh Ummu Salamah, lalu Rasul saw. berkata; Mereka turunkan hingga sehasta dan jangan melebihi darikadar tersebut. Demikian halnya, Sebagaimana uraian Hadis sebelumnya Rasul saw. mempertegas lagi yang telah diriwayatkan dari Abu Zarr dan ditakhrij oleh Muslim sebagai berikut: ث ل ث ة ل ي ك ل م ه م الل ه ي و م ال ق ي ام ة و ل ي ن ظ ر إ ل ي ه م و ل ي ز ك يه م و ل م ع ذ اب أ ل يم ق ا ل ف ق ر أ ه ا ر س ول الل ه ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ث ل ث م ر ار ا ق ال أ ب و ذ ر خ اب وا و خ س ر وا م ن ه م ي ا 9 الل ه ق ال ال م س ب ل و ال م ن ان و ال م ن ف ق س ل ع ت ه ب ا ل ل ف ال ك اذ ب ر س ول "Tiga golongan yang tidak akan diajak berkomunikasi oleh Allah pada hari Kiamat dan tidak dilihat dan tidak (juga) disucikan dan bagi mereka adzab yang pedih". Abu Dzar menceritakan :"Rasulullah mengulanginya sampai tiga kali". "Sungguh merugi mereka, siapakah mereka wahai Rasulullah?" tanya Abu Dzar. Nabi menjawab: "Orang yang isbal, orang yang mengungkit-ngungkit sedekahnya dan penjual yang bersumpah palsu. Sebagaimana diketahui bersama bahwa Alquran dari segi periwayatannya, statusnya disepakati sebagai qat i as-subut, sedangkan Hadis Nabi hanya sebagian kecil yang berkedudukan sebagai qat i al-wurud 10 dan sebagian lagi, bahkan yang 7 Ibid. hal Abu Isa Muhammad Ibn Isa Ibn Saurah, Mausu ah as-sunnah al-kutub as-sittah wa Syuruhuha, (Istanbul: Daar Sahnun, 1413 H/ 1992 M), cet. II, Jld. IV, hal Imam Abi al-husain Muslim Ibn Hajjaj, Mausu ah as-sunnah al-kutub as-sittah wa Syuruhuha, (Istanbul: Daar Sahnun, 1413 H/ 1992 M), cet. II, Jld. II, hal Qat i al-wurud atau disebut juga qat i as-subut ialah absolut (mutlak) kebenaran beritanya, sedangkan zanni as-subut ialah nisbi atau relatif (tidak mutlak) tingkat kebenaran 5

6 terbanyak berkedudukan sebagai zanni al-wurud. Adapun Hadis Nabi yang berstatus zanni al-wurud mengindikasikan kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam periwayatannya. Sehingga hal inimembuka peluang untuk dilakukan penelitian terhadap otentitas Hadis tersebut. Bila dilihat dari segi kualitas hadis, dapat diklasifikasikan kepada dua kategori: pertama, Hadis Maqbul, dan kedua, hadis mardud. Hadis yang termasuk dalam kategori pertama adalah Hadis yang berkualitas sahih dan hasan, sedangkan yang termasuk kategori kedua adalah hadis yang berkualitas daif dan maudu Hadis-hadis yang berkaitan dengan isbal diduga kuat termasuk dalam kategori hadis sahih li zatih. Dari beberapa hadis yang telah dicantumkan di atas dapat dijadikan sebagai latar belakang dalam masalah penelitian ini kemudian dapat mengantarkan kita untuk menuju penelusuran keabsahan Hadis yang mana lebih kuat untuk menopang kedudukannya, sehingga nantinya dapat dijadikan landasan kita untuk mengambil kebijaksanaan dalam berbuat dan berhujjah. B. Rumusan Masalah Penelitian Pembahasan inti dari masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini dan sebagai bahan kajian yang akan dijawab nantinya adalah: Bagaimana Kualitas Hadis-hadis yang Berkaitan dengan Isbal Ditinjau dari Sudut Pandang Sanad dan Matan dan Pengertiannya Maka dari itu, yang menjadi inti rumusan masalah atas kajian ini dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kualitas sanad hadis tentang isbal? 2. Bagaimana pula kualitas matan hadis tentang isbal? 3. Bagaimanakah pengertian Isbal dalam Hadis? Ketiga hal ini nantinya akan menjadi objek inti penelitian, Sehingga dapat ditemukan kuwalitas sanad dan matan hadis yang akan dapat dijadikan suatu pegangan dalam hukum dan dalam berhujjah. beritanya. Penjelasan lebih lanjut boleh dilihat kitab: Subhi as-salih, Ulum al-hadis wa Mustalhuh, hal

7 C. Batasan Istilah Penelitian Perlu kiranya penulis kemukakan tentang batasan istilah yang harus diketahui bersama dengan maksud untuk menyelaraskan pemahaman akan akar kata isbal, dapat kita lihat dalam kamus Lisan al- Arab: Pertama: kata (asbala) أ س ب ل و أس ب ل إز ار ه : أر خ اه. و أر س ل ه ا إ ل ا لر ض و ام ر أة م س ب ل: أس ب ل ت ذ ي ل ه ا. ي ق ال : أس ب ل ف ل ن ث ي اب ه إذ ا ط و ل ا "Ia telah meng-isbal kainnya: menggeraikannya. Seorang perempuan yang Musbil: ia telah memanjangkan pakaiannya.dikatakan: seseorang telah mengisbal pakaiannya apabila ia memanjangkannya, dan menggeraikannya hingga menyeret tanah". Dari makna kata di atas dapat dipahami bahwa kata isbal mengandung arti menggeraikan atau mamanjangkan pakaian atau sarung secara berlebihan sehingga menyeret tanah. ) ج ر Kedua: kata jarra( ج ر ي ر إذ ا ج ن ج ن اي ة. و اجل ر : اجل ر ي ر ة و الذ ن ب و اجل ر ي ر ة : الذ ن ب و اجل ن اي ة ي ن ي ه ا الر ج ل. أى ج ن ع ل ي ه م ج ن اي ة. Ia menarik/ mengalirkan/ menjalankan/ membiasakan diri dalam melakukan kesalahan atau dosa. Mengalirkan: Membiasakan diri, dan mengalirkan: Perbuatan dosa atau kriminal yang biasa dilakukan oleh laki-laki, atau telah terbiasa melakukan dosa dalam dirinya secara berkepanjangan. Dari makna kata di atas dapat dipahami bahwa orang yang terbiasa dalam dalam berbuat kesalahan berarti itu telah menunjukkan tentang kepribadian seseorang tersebut. Maka dapat dikatakan juga bahwa seseorang yang terbiasa memanjangkan pakaian dan atau sarungnya dapat juga dikatakan bahwa ia memang memiliki kepribadian yang suka memanjang-manjangkan sesuatu dan berlebihan. 11 Ibn Manzur, Lisan al- Arab, (Kairo: Dar Al-Ma arif, 1119), Juz. 21, hal Ibid, hal

8 Ketiga: kata (wati a) و ط ئ الو ط ء ب ال ق د م و ال ق و ائ م. الط ر ي ق أى أه ل الط ر ي ق ي ق ال : و ط أت ه ب ق د م ى إذ ا أر د ت ب ه ال ك ث ر ة. ي ط ؤ ه م و ب ن و ف ل ن Menginjak/ menimpa dengan telapak kaki dan tumit. Dikatakan: saya telah menginjak/ menimpanya dengan telapak kaki, jika engkau menginginkan injakannya banyak. Golongan si Pulan menginjak/ 13. menimpa jalan mereka, atau penduduk/ pelaku jalan. Dari makna kata di atas dapat dipahami bahwa menginjak atau menimpa, yang dimaksud adalah pakaian atau sarung yang dipakai terjulur hingga terpijak dan terinjak di jalanan. Julur, menjulur v keluar memanjang (sepeti lidah dari mulut ular, cecak, dan sebagainya): lidah ular itu ~ menangkap mangsa; menjulurkan v mengeluarkan memanjang: pemuda itu pun masuk ke kereta kelas dua, lalu ~ kepalanya dari jendela; 14 Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat ditinjau hadis berikut ini, diriwayatkan dari Salim Ibn Abdillah dan ditakhrij oleh Muslim: م ن ج ر ث و ب ه خ ي ل ء ل ي ن ظ ر الل ه إ ل ي ه ي و م ال ق ي ام ة ق ال أ ب و ب ك ر ي ا ر س ول الل ه إ ن أ ح د ش ق ي إ ز ار ي ي س ت ر خ ي إ ل أ ن أ ت ع اه د ذ ل ك م ن ه ف ق ال الن ب ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ل س ت ن ي ص ن ع ه خ ي ل ء 15 Barang siapa yang menyeret/ menjulurkan pakaiannya (di tanah) karena unsur kesombongan, maka Allah swt. Niscaya tidak akan melihatnya pada hari kiyamat. Lalu berkata Abu Bakr; Wahai Rasul saw. sesungguhnya suatu ketika salah satu sisi bawah sarungku melorot dan terseret-seret, kecuali kalau aku senantiasa menjaga sarungku dari isbal, hal itu tidaklah sesekali unsur disengaja, maka Nabi saw. bersabda; Engkau bukanlah dari golongan orang-orang yang berbuat demikian itu karena sombong. 13 Ibid, hal Anton M Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (Jakarta: Perum Balai Pustaka, cet. I, 1988), hal Imam Abi al-husain Muslim Ibn Hajjaj, Mausu ah as-sunnah Jld. II, hal

9 Secara sepintas dapat dipahami dari Hadis yang dikemukakan di atas bahwa pakaian yang terjulur/ melorot tanpa disengaja atau tidak dikarenakan unsur sombong, dalam hal ini bagi Abu Bakr tidak masalah dalam penilaian Rasul Saw., karena beliau sudah dapat melihat kepribadian Abu Bakr as-siddiq dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana diketahui bersama dari riwayat yang diceritakan bahwa terjulurnya pakaian Abu Bakr dikarenakan kondisi tubuhnya yang kurus sehingga menyebabkan hal yang demikian. Dari beberapa pengertian dan batasan istilah di atas merupakan suatu rambu pembahasan dan pemahaman dalam penelitian ini, supaya tidak bercampur dengan pembahasan lain yang nantinya memungkinkan kesalahan dalam pemahaman di kala membaca, dengan harapan tidak keluar dari batas-batas penelitian. Bila istilah kata sudah diuraikan secara bersamaan, maka kita akan dapat memahami kata kunci yang dipergunakan dalam penelitian yang dimaksud, sehingga tidak ada kekeliruan lagi dalam membaca tulisan ini. D. Tujuan Penelitian Setelah diuraikan topik masalah dan rumusannya yang akan menjadi dasar dalam penelitian ini, maka berikut ini akan dikemukakan serangkaian tujuan dari penelitian ini, diantaranya: 1. Untuk mengetahui kualitas Sanad hadis-hadis tentang isbal. 2. Untuk mrngetahui kualitas Matan hadis-hadis tentang isbal. 3. Untuk mengetahui pengertian isbal dalam Hadis. Sehingga dari penelitian yang dilakukan ini dapat diketahui bersama tentang kualitas Sanad dan Matan hadis serta pengertian isbal dalam hadis dan kedudukannya dikalangan umat Islam khususnya, sehingga dapat dijadikan sebagai pegangan dalam berhujjah. E. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian berkonsekwensi mempersembahkan suatu hal yang bermanfaat dan tepat guna bagi pembaca, diharapkan dapat menambah khazanah 9

10 pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang isbal di kalangan umat Islam sendiri yang terkadang telah menjadi polemik berkepanjangan. Di samping itu juga untuk menelusuri kualitas sanad dan matan hadis tersebut, sehingga nantinya dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam kehidupan sosial yang memang sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasul saw. semasa hidupnya bersama para sahabat lalu disampaikan kepada tabi in selanjutnya tabi tabi in secara estapet sehingga sampai kepada kita sekarang ini melalui periwayatan-periwayatan hadis yang dijadikan sumber hukum kedua setelah Alquran. F. Kajian Terdahulu Permasalahan isbal dapat kita lihat melalui penjelasan dari Syeikh Usaimin, ia menjelaskan bahwa meng-isbal-kan pakaian ada dua bentuk; Pertama, menjulurkan pakaian hingga ke tanah dan menyeret-nyeretnya. Kedua, menurunkan pakaian hingga di bawah mata kaki tanpa berakar pada kesombongan. 16 Bentuk yang pertama adalah orang yang pakaiannya isbal hingga sampai ke tanah dengan menyeret-nyeretnya disertai kesombongan. Rasul Saw. telah menyebutkan pelakunya menghadapi empat hukuman, yakni: - Allah swt. tidak akan berbicara dengannya pada hari kiamat, - Allah Swt. tidak akan melihatnya, - Tidak pula mensucikannya, - dan akan mendapat azab yang pedih di hari kiamat. Inilah merupakan gajaran bagi orang-orang yang menjulurkan pakaiannya karena sombong. Al-Hafiz ibn Hajar mengatakan dalam kitabnya Fath al-bary, yang kemudian dimuat dalam kitab Larangan Berpakaian Isbal hasil karya Abu Hafs Muhammad Tasyrif mengemukakan bahwa; setelah menyebutkan hadis-hadis tentang isbal, maka hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa melakukan isbal 16 Abu Abdil Muhsin Firanda, Menjawab Kerancuan Seputar Isbal (Jakarta: Maktabah Abu Salma al-asari, t.t.), hal

11 yang disertai dengan kesombongan merupakan salah satu dari dosa-dosa besar. Adapun jika dilakukan dengan tidak disertai rasa sombong maka sesuai dengan zahir hadis-hadis tersebut juga diharamkan. 17 Bentuk yang kedua memanjangkan pakaian (melewati mata kaki) itu merupakan indikasi kesombongan, dan merupakan zari ah (sarana yang mengarah/ membawa) kepada kesombongan. Sedangkan syariat Islam telah mencegah hal-hal yang dapat membawa kepada yang diharamkan, dan bahwasanya hukum sarana itu sama halnya dengan hukum tujuan. 18 Demikian juga halnya al-hafiz Ibn Hajr menjelaskan dalam kitabnya Fath al-bary pada juz 10 halaman 264, kemudian dinukil oleh Abu Hafs Muhammad Tasyrif dalam kitabnya Larangan Berpakaian Isbal sebagai berikut: Sesungguhnya isbal itu memanjangkan/ menjulurkan memanjangkan pakaian pakaian, sedangkan itu mengindikasikan adanya kesombongan, sekalipun orang yang memakainya tidak bermaksud demikian. 19 Selanjut perkataan ini diperkuat lagi dengan adanya periwayatan hadis dari Abu Taimiyah al-huzaimy yang ditakhrij oleh at-turmuzi, dinyatakan bahwa hadisnya marfu` sebagai berikut: و ات ز ر إ ل ن ص ف الس اق ف إ ن أ ب ي ت ف إ ل ال ك ع ب ني و إ ي اك و إ س ب ال ا ل ز ار ف إ ن إ س ب ال ا ل ز ا ر م ن ال م خ يل ة و إ ن الل ه ت ب ار ك و ت ع ا ل ل ي ب ال م خ يل ة 20 Jika kamu berpakaian hendaklah sebatas mata kaki dan hindari olehmu akan Isbal kain sarung karena sesungguhnya Isbal kain sarung bahagian dari kesombongan dan Allah swt. tidak menyukai kesombongan Sepanjang pengetahuan penulis sudah ada beberapa karya tulis yang membahas tentang polemik berpakaian isbal diantaranya buku tentang Larangan berpakaian Isbal hasil karya Abu Hafs Muhammad Tasyrif Ibnu Aly Asbi Al- Butony Al-Ambony, dan buku Menjawab Kerancuan Seputar Isbal hasil karya Abu Abdil Muhsin Firanda. Kitab-kitab tersebut lebih cenderung membahas Abu Hafs Muhammad Tasyrif, Larangan Berpakaian Isbal (Solo: at-tibyan, t.t), hal. 18 Ibid. hal Ibid, hal Abu Isa Muhammad Ibn Isa Ibn Saurah, Mausu ah as-sunnah, Jld. IV, hal

12 tentang khilafiayah saja. Namun pada penelitian ini penulis ingin meninjau keabsahan kualitas sanad dan matan hadis tersebut, baik dari mutlaq dan muqayyad. Setelah ditelusuri beberapa uraian hadis dalam kajian terdahulu ini, Maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Allah swt. merupakan pemilik apa yang ada di langit dan di bumi serta segala isinya dan tidak menyukai kesombongan, bila dibandingkan dengan manusia yang lemah dan hina dina ini berpakaian dengan unsur rasa sombong dan congkak, maka sudah sepantasnya mereka itu menerima ganjaran yang sebagaimana telah diuraikan dalam Hadis. Di sisi lain juga, ada yang beranggapan bahwa berpakaian isbal bila tidak dilandasi rasa sombong dan angkuh, maka tidak menjadi maslah, karena yang dilihat adalah niat hatinya. Maka dari itu dilakukan penelitian ini untuk menelusuri kualitas dan validitas hadis tersebut. G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Topik pembahasan dalam penelitian ini adalah sanad dan matan hadishadis tentang isbal. Sanad merupakan rangkaian para periwayat hadis, sedangkan matan merupakan materi (isi) hadis diriwayatkan. Untuk menentukan kualitas suatu hadis, harus dilakukan penelitian terhadap kedua aspek tersebut. Penelitian sanad dalam istilah ilmu hadis disebut naqd al-kharij (kritik ekstern), sedangkan penelitian matan disebut dengan naqd ad-dakhil (kritik intern). Adapun buku yang menjadi acuan metodologis di dalam penelitian sanad adalah buku: Usul at- Takhrij wa Dirasah al-asanid hasil karya: Mahmud at-tahhan, Turuq Takhrij Hadis Rasul Saw hasil karya: Abu Muhammad al-mahdi Ibn Abd al-oadir Abd al-hadi, kamudian buku Metodologi Penelitian Hadis Nabi dan Kaedah Kesahihan Sanad Hadis; Tela ah Kritis dan Tinjauan Dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, hasil karya: M. Syuhudi Ismail. 12

13 Adapun buku yang menjadi pedoman dalam kritik matan digunakan kitab Maqayis Ibn Jauzi fi Naqd Mutun as-sunnah, hasil karya: Musfir Garamullah ad- Damini, dan kitab Manhaj Naqd al-matn, hasil karya: Salah ad-din Ahmad al- Idibi. a. Metode Penelitian Sanad Langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian terhadap sanad ada empat cara. 1. Melakukan Takhrij al-hadis, 21 yaitu penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab sumber sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan. 2. Melakukan al-i tibar 22 yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu sehingga akan trerlihat dengan jelas seluruh jalur sanad yang diteliti. Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan al-i tibar ini, dibuatnya skema untuk seluruh sanad hadis yang diteliti. 3. Meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya. Dalam meneliti pribadi periwayat, ada dua hal yang harus diteliti, yaitu keadilan dan ke-dabit-annya. Oleh karena para periwayat mulai generasi sahabat Nabi sampai generasi mukharrij al-hadis telah tidak dapat dijumpai lagi secara fisik, maka informasi tentang kapasitas 21 Ada beberapa pengertian yang terkandung dalam terminologi at-takhrij: Pertama; Dalam pengertian mengemukakan hadis kepada orang banyak dengan menyebutkan para periwayatnya, dimana suatu hadis keluar dari jalan mereka. Kedua; Mengeluarkan hadis dari beberapa kitab, yang susunannya dikemukakan berdasarkan riwayatnya sendiri, atau gurunya, atau temannya, atau orang lain dengan menerangkan siapa periwayatnya dari para penyusun kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan. Ketiga; Menunjukkan kitab-kitab sumber hadis, dan menisbatkannya dengan cara menyebut para perawinya, yaitu para pengarang kitab-kitab sumber hadis tersebut. Pengertian yang lebih populer menurut at-tahhan adalah pengertian yang ketiga sehingga ia mendefinisikannya, dengan pengertian menunjukkan tempat hadis pada sumbersumber aslinya, dimana hadis tersebut telah diriwayatkan lengkap dengan sanadnya, kemudian menjelaskan derajatnya jika diperlukan. Mahmud at-tahhan, Usul at-takhrij wa Dirasah al- Asanid, (Riyad: Maktabah al-ma arif, 1991), hal Kegunaan al-i tibar adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadis seluruhnya, dilihat ada tidak adanya pendukung berupa periwayat yang berstatus mutabi atau syahid. Yang dimaksud mutabi adalah periwayat yang bersifat pendukung pada periwayat yang bukan sahabat, sedangkan syahid merupakan periwayat yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai sahabat Nabi Saw dan untuk sahabat Nabi Saw. dapat dilihat pada; M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), cet. I, hal

14 intelektual dan kualitas pribadi para periwayat diperoleh melalui dari kitab-kitab yang ditulis oleh ulama ahli kritik para periwayat hadis (aljarih wa al-mu addil). 23 Selanjutnya untuk menetapkan kualitas perawi, penulis berpedoman kepada kaidah-kaidah ilm al-jarh wa at-ta dil. Dengan tujuan untuk mengetahui ke-muttasil-an sanad untuk mengetahui bersambung atau tidaknya sanad, disamping mengadakan penelitian terhadap periwayatan hadis, mencatat dan mempelajari sejarah hidup masingmasing periwayat merupakan hal yang penting untuk dilakukan. 24 Metode periwayatan tersebut dapat dipahami dari terminologi yang digunakan. Selain dari hal tersebut di atas, yang termasuk aspek penelitian sanad adalah penelitian tentang syuzuz dan illah. Untuk mengetahui sanad hadis yang mengandung syuzuz dan illah maka dihimpun sanad yang sama atau semakna dengan matan hadis yang menjadi objek penelitian ini. Setelah itu, maka dilakukan perbandingan antara sanad-sanad yang ada. 4. Mengambil kesimpulan (natijah). Setelah meneliti rijal al-hadis secara mendalam dan mengkonfirmasikannya dengan kaidah kesahihan sanad hadis, langkah berikutnya adalah menyimpulkan kualitas hadis-hadis tersebut. Hasilnya bisa berkualitas sahih, hasan atau da if. 25 b. Metode Penelitian Matan Dalam melakukan penelitian terhadap matan hadis, ada dua unsur yang menentukan kualitas matan hadis tersebut, yakni syuzuz dan illah. Adapun langkah operasional dalam penelitian matan dapat ditempuh dengan empat tahap: 23 Untuk mengetahui kitab-kitab yang dijadikan rujukan dalam mengetahui biografi dan kualitas para periwayat adalah kitab; Tahzib al-kamal fi Asma ar-rijal hasil karya al-mizzi. Kitab Mizan al-i tidal fi Naqd ar-rijal, Tazkirah al-huffaz, hasil karya az-zahabi. Kitab Taqrib at- Tahzib, dan Tahzib at-tahzib, keduanya hasil karya Ibn Hajar al-asqalani. Kitab ad-du afa as- Saghir, hasil karya al-bukhari. Dan kitab al-majruhin min al-muhaddisin wa ad-du afa wa almatrukin, hasil karya Muhammad Ibn Hibban al-busti. 24 M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis; Telaah Kritis dan Tinjauan dengan pendekatan ilmu sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang 1995), cet. II, hal M. Syuhudi Ismail, Metodologi, hal

15 1. Meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya. 2. Meneliti susunan matan yang semakna. Terjadinya perbedaan redaksi hadis bukan hanya disebabkan oleh adanya periwayatan hadis bi alma na, akan tetapi juga ada kemungkinan disebabkan kekeliruan dari periwayatnya sendiri. Untuk mengetahui susunan lafal hadis yang lebih dapat dipertanggungjawabkan orisinalitasnya berasal dari Rasul Saw., metode perbandingan (muqaranah) menjadi sangat penting untuk dilakukan, yaitu membandingkan lafal-lafal matan hadis yang semakna. 3. Meneliti kandungan matan hadis. Dalam meneliti kandungan matan, perlu diperhatikan matan-matan hadis yang mempunyai topik yang sama. Apabila sanadnya memenuhi syarat, maka dilakukan perbandingan terhadap kandungan matan hadis yang diteliti dengan matan hadis-hadis lain yang mempunyai topik yang sama. Apabila hasilnya sama, maka dapat dikatakan final kegiatan penelitian. Apabila terjadi sebaliknya, maka ditempuh cara-cara penyelesaian hadis-hadis yang kontradiktif. Penyelesaian hadis yang saling bertentangan dapat dilakukan melalui empat cara: a. Mengkompromikan hadis-hadis yang bertentangan (al-jam u wa at-taufiq). b. Menasakhkan salah satu hadis yang bertentangan (an-nasikh wa almansukh). c. Memilih salah satu dalil yang lebih kuat (at-tarjih). d. Menangguhkan penerapan hadis-hadis yang tampak bertentangan (at-tawaqquf). 4. Menyimpulkan hasil penelitian. Setelah tahapan-tahapan di atas dilakukan, maka langkah terakhir adalah menyimpulkan hasilnya. Hasil dari penelitian matan hanya dua macam saja, yakni sahih dan da if Ibid. hal

16 2. Sumber Data Penelitian Landasan penelitian ini berpegang pada dua sumber kategori yang menjadi bahan rujukan, yaitu: Pertama; sumber data primer (suber rujukan utama), yaitu berupa kitab-kitab induk Hadis, terutama kitab Hadis yang termasuk dalam al-kutub as- Sittah (kitab-kitab induk Hadis yang enam) yaitu: al-jami as-sahih al-bukhari oleh Abu Abdullah Muhammad Ibn Isma il Ibn Ibrahim as-syafi I al-bukhari ( M), Sahih Muslim oleh Abu Husain Muslim Ibn al-hajjaj Ibn Muslim al-qusyairy an-naisabury ( M), Sunan Abi Daud oleh Abu Daud Sulaiaman Ibn al-asy as Ibn Ishaq As-Sijistani ( M), Suanan al-jami at- Tirmizi oleh Abu Isa Muhamad Ibn Isa Ibn Surrah ( M), Suanan an- Nasai oleh Ahmad Ibn Syu aib Ibn Ali Ibn Sinan al-khurassani an-nasai Abu Abd ar-rahman ( M), Sunan Ibn Majah oleh Abu Abdullaah Muhammad Ibn Yazid al-qazwini ( M), Demikian juga kitab al-mu`jam wa al-mufahras li Alfaz al-hadis an- Nabawi oleh A.J. Wensinck dkk yang diterjemahkan oleh Fu ad Abd al-baqi, sebagai bahan rujukan dalam menelusuri hadis-hadis yang akan dicari. Adapun untuk meneliti para perawi Hadis, dipergunakan kitab-kitab rujukan seperti al- `Isabah fi Tamyiz as-sahabah oleh al-hafiz Ibn Hajr al- Asqalani (852 H/ 1449 M), kemudian kitab al-jarh wa at-ta dil oleh Ibn Hatim (327 H), selanjutnya kitab Tazhib at-tahzib oleh Ibn Hajar al- Asqalani, dan ada juga beberapa kitab lain yang berkaitan dengan kitab biografi para perawi Hadis. Kedua; sumber data sekunder, merupakan sumber rujukan yang berkaitan dengan topik penelitian, yang demikian itu merupakan bahan penentu untuk menyelesaikan topik kajian dalam setiap bab yang terdapat pada tesis ini, yaitu kitab-kitab lain yang memberikan tambahan informasi dan wawasan tentang isbal. 3. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data Objek dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan Hadis-hadis Nabi saw. yang ada dalam Kutub Ahadis an-nabawi, sehingga dalam proses 16

17 pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana yang telah diuraikan oleh Nawir Yuslem dalam bukunya Metode Penelitian Hadis 27 sebagai berikut: a. Takhrij al-hadis, yakni penelusuran atau pencarian Hadis yang berhubungan dengan objek penelitian ini yang terdapat pada berbagai Kitab Induk Hadis sebagai sumbernya asli yang didalamnya dikemukakan secara lengkap sanad dan matan Hadisnya. b. I tbar Asanid, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk melihat dengan jelas akan Jalur Sanad, Nama-nama Perawi, dan Metode Periwayatan yang dipergunakan setiap perawi, untuk selanjutnya dilakukan perbandingan antara sanad-sanad yang ada. Disamping itu uuntuk memudahkan pelaksanaan i tibar tersebut maka dilakukan pembuatan skema untuk seluruh sanad Hadis yang diteliti, sehingga dari pelaksanaan i tibar tersebut maka akan diketahui sanad dari Hadis yang mempunyai muttabi` dan syahid. 28 c. Tarjamt ar-ruwat atau Naqd as-sanad, yakni kegiatan ini merupakan penelitian pribadi para perawi Hadis, yang meliputi kuwalitas pribadinya berupa keadilannya, dan kapasitas intelektualnya berupa ke-dabit-annya, yang dapat diketahui melalui biografi, informasi ta dil atau tarjih-nya dari para ulama kritikus Hadis. d. Turuq ada al-hadis, setelah melakukan Tarjamt ar-ruwat atau Naqd as-sanad, selanjutnya dilakukan penelitian terhadap metode periwayatan yang dipergunakan oleh para perawi Hadis, yaitu yang berkaitan dengan lambang-lambang atau lafal-lafal yang dipergunakan dalam periwayatan Hadis tersebut. Maka dari kegiatan ini dapat diketahui sejauh mana tingkat akurasi metode periwayatan yang dipergunakan oleh para perawi dalam meriwayatkan Hadis. e. Naqd al-matan, dalam melakukan penelitian Naqd al-matan (Kritik Matan) dapat dilakukan dengan melalui perbandingan-perbandingan, Nawir Yuslem, Ulum al-hadis, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2001), hal M. Syuhudi Isma il, Metodologi Penelitian Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal. 17

18 seperti memperbandingkan al-hadis dengan al-quran, al-hadis dengan al-hadis, selanjutnya bisa juga dilakukan dengan memperbandingkan al-hadis dengan peristiwa dan kenyataan sejarah secara nalar atau rasio. 29 Dengan menghimpun Hadis-hadis yang akan diteliti, dan melakukan perbandingan secara cermat, akan dapat ditentukan tingkat akurasi atau ke-sahih-an teks (matan) Hadis yang sedang diteliti. Sebagaimana Ibn al-mubarak ( H) mengatakan Untuk memperoleh keotentikan suatu pernyataan, maka seorang peneliti harus melakukan perbandingan dari pernyataan-pernyataan beberapa orang ulama antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, data yang telah dikumpulkan, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya maka akan diolah dengan menggunakan metode induktif; yakni proses berfikir yang bertolak dari sejumlah data yang khusus dan selanjutnya diambil kesimpulan dengan cara generalisasi atau analogi yang mengacu kepada kritik sanad dan kritik matan sebagaimana yang telah dirumuskan oleh para Ulama Hadis, seperti yang termuat dalam kitab al-jarh wa at-ta dil, kitab Rijal al-hadis dan kitab Naqd al-matan al-hadis. Sehingga nantinya metodologi penelitian yang digunakan dapat mengantarkan penulis kepada kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan di persidangan khususnya dan di kalangan pembaca umumnya. H. Sistematika Pembahasan Penelitian Sitematika pembahasan dalam penelitian ini akan diuraikan dalam lima bab pembahasan, dan masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab permasalahan pula sebagaimana yang terstruktur berikut ini: Bab I adalah Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, batasan istilah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan penelitian. 29 Al-Jawabi, Juhud al-muhaddisin fi Naqd Matan al-hadis an-nabawi asy-syarif (Tunisia: Muassasah Abd al-karim, 1991), hal

19 Bab II membahas Paradigma isbal, pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian isbal, permasalahan isbal, dan pandangan ulama tentang isbal. Bab III akan membahas tentang Kritik Sanad dan Matan Hadis Tentang Isbal, kemudian dalam bab ini akan dikemukakan pengenalan tentang kaedah kesahihan sanad, dan kaedah kesahihan matan, identifikasi hadis isbal, klasifikasi hadis isbal, takhrij al-hadis tentang isbal, i tibar as-sanad tentang isbal, tarjamah ar-ruwat dan naqd as-sanad, natijah as-sanad dan al-matan, syarah dan fiqh alhadis tentang isbal. Bab IV membahas Analisis peneliti Tentang Hadis Isbal, pada bab ini juga akan mengkaji tentang mutlaq dan muqayyad hadis isbal, analisis terhadap sanad dan matan hadis, dan juga akan dikemukakan tentang larangan isbal. Bab V adalah Penutup, berisi tentang Kesimpulan, dan Saran-Saran sebagai akhir dari uraian penelitian ini. 19

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Isbal merupakan perbuatan memakai pakaian yang melebihi standar batas yang telah ditentukan oleh Allah Swt. dan Rasul Saw. yakni dibawah mata kaki dan bahkan menyeret-nyeret

Lebih terperinci

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh: AL-HADIS KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-hadis dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-hadis INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 24-06-2017 29 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Syawal Muslim 1984, Abu Dawud 2071 Tirmidzi 676, 692 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1437 H/ 2016 M SUMPAH PALSU SEBAB MASUK NERAKA Disalin dari Majalah As-Sunnah, Edisi 07 Thn.XIX_1437H/2015M Download

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 18-06-2017 23 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Bersedekah Al-Bukhari 1341-1343, 1345, 1349, 1350, 1353 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 31-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Membatalkan Puasa Al-Bukhari 1797, 1800, 1815 Tirmidzi 652-653 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut: BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT A. Kualitas Sanad Hadis Untuk mengetahui kualitas sanad, maka penulis akan melakukan kritik sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut: Hadis

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis Pertemuan ke-2 U L U M U L H A D I S Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Outline Pengertian Istilah : Hadis, Sunnah,

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA DOA dan DZIKIR SEPUTAR PUASA Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA Sumber: Sebagian Besar Dikutip dari Hisnul Muslim, Lengkapnya lihat ebook Versi CHM e-book ini didownload

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA

BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA A. Definisi al-sunnah Secara etimologi al-sunnah berarti jalan dan adat kebiasaan, baik jalan itu baik ataupun buruk 1, Allah swt. berfirman : و م ا م ن ع الن اس أ ن ي ؤ م ن

Lebih terperinci

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب 7 Aliran yang menolak sunah/hadis rasul Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada Tanggal 16 Ramadhan 1403 H. bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1983 M., setelah : Memperhatikan

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

ISLAM dan DEMOKRASI (1) ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A ب اب ا لذ ك ر و الد ع اء Hadits No. 1567 Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah berfirman: Aku selalu bersama hamba-ku selama ia mengingat-ku dan kedua bibirnya

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun 2010-2011 Pengenalan Penelitian Ilmiah (Al-Bahts Al-Ilmy) adalah usaha ilmiah yang melibatkan proses pengumpulan semua informasi yang memenuhi unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat kriteria-kriteria yang baku. Mungkin salah satu faktornya, karena ulama

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar 49 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI STANDARISASI PENETAPAN MAHAR DALAM PERNIKAHAN GADIS DAN JANDA DI DESA GUA-GUA KECAMATAN RAAS KABUPATEN SUMENEP A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan

Lebih terperinci

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban: MAHRAM Pertanyaan Dari: Mirman Lasyahouza Dafinsyu, syahboy93@gmail.com, SMA Muhammadiyah Bangkinang (disidangkan pada hari Jum at, 9 Jumadilakhir 1432 H / 13 Mei 2011 M) Pertanyaan: Assalamu alaikum w.w.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31). Aurat? Sapa hayo yang... Nah, sobat UKKImuslimah, kita Aurat bagi wanita di hadapan lelaki asing, yang bukan mahramnya, adalah seluruh badannya. Ini diambil dari nash al-quran yang menyatakan: و لا ی ب

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup, dan di antara

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup, dan di antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup, dan di antara makhluk hidup tersebut adalah manusia. Makhluk hidup yang bernama manusia ini merupakan makhluk

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 08-06-2017 13 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Berdoa Al-Bukhari 5829-5834 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan berikut: Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai 1. Manhaj Ibn al-jawzi dalam menentukan kepalsuan hadis dalam kitab al- Mawd{u< a

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Publication : 1436 H, 2015 M Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif

Lebih terperinci

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir Yang Maha Agung, Maha Mulia dan Maha Besar Syaikh Dr. Said bin 'Ali bin Wahf al-qahthani Publication : 1437 H_2015 M Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir Yang Maha Agung,

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح د ث ي ن ي ون س ب ن ع ب ي د ا ل ع ل ى أ خ ب ر ن اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ي ن ع م ر و أ ن أ ب ي ون س ح د ث ه ع ن أ ي ب ه ر ي ر ة ع ن

Lebih terperinci

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي KUMPULAN 20-AN DALIL PENTING UNTUK PEMULA --- 1. Perintah mentauhidkan Allah dan meninggalkan syirik: و اع ب د وا اللهه و ل ت ش ر ك وا ب ه ش ي ئ ا Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-nya

Lebih terperinci

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Penanya: Ferry al-firdaus, Dayeuhmanggung Rt. 01 / RW 05 Kec. Cilawu Garut Pertanyaan: Mohon penjelasan

Lebih terperinci

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah حفظو هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1439 H_2017 M Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah حفظو هللا Ustadz Kholid Syamhudi Disalin

Lebih terperinci

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH Derajat Hadits Puasa TARWIYAH حفظو هللا Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Publication : 1436 H_2015 M Shahih dan Dha'if Hadits Puasa Enam Hari Bulan Syawwal Sumber : www.almanhaj.or.id yang menyalinnya

Lebih terperinci

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M Qawa id Fiqhiyah ال ع د ل ف ال ع ب اد ات م ن أ ك ب م ق اص د الش ار ع Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat Publication: 1436 H_2014 M ال ع د ل ف ال ع ب اد ا ت م ن أ ك ب م ق اص

Lebih terperinci

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM PETUNJUK NABI TENTANG MINUM Ustadzah Nur Hasanah Publication : 1438 H_2016 M PETUNJUK NABI TENTANG MINUM Oleh : Ustadzah Nur Hasanah Sumber: www.almanhaj.or.id yang menyalinnya dari Majalah as-sunnah Ed.

Lebih terperinci

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Sumber Majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 09-06-2017 14 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Berdoa Al-Bukhari 5846, 5851, 5866, 5867, 5875, 5876 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? Publication : 1436 H_2015 M Apa Pedomanmu dalam Beribadah Kepada Allah Ta'ala? Disalin dari Majalah as-sunnah Ed.05 Thn.XIX_1436H/2015M e-book ini didownload

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) ب س م اهلل الر ح م ن الر ح ي م ا لس ال م ع ل ي ك م و ر ح م ة اهلل و ب ر ك ات ه MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) HOW TO MANAGE OUR SELF TO BE A GOOD MOSLEM Motto : Menterjemahkan Bahasa Al-Qur an ke dalam Bahasa

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH Pertanyaan Dari: H. Mufti Muhammadi, muftimuhammadi@yahoo.co.id, SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun (Disidangkan pada hari

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: SYARIAH - IBADAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi Syariah dan Rukun Islam Menganalisis fungsi masing-masing unsur dari Rukun Islam bagi kehidupan umat Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى إ ن اه د د ه و د د ه س ت ػ ه س ت غ ف ر ه ػ ذ ة اهو ي ش ر ه ر أ ف س ا ه ي س ئ ات أ غ اه ا ي د اهو ف ال ي ض ن ه ه ي ض و ن ف ال اد ي ه. ه أ ش د أ ن ال إ ه إ ال اهو ه خ د ال ش ر م ه

Lebih terperinci

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 - OBAT PENAWAR HATI Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang ia merupakan pusat kebaikan atau keburukan. Segumpal daging tersebut yang akan mengomando seluruh perbuatan anggota badan. Segumpal

Lebih terperinci

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication: 1435 H_2014 M Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian Wol حفظه هللا Oleh: Ustadz Abdullah

Lebih terperinci

Oleh: M. Taufik. N.T

Oleh: M. Taufik. N.T Hajat Terhadap Syari ah Lebih Besar Dibandingkan Dengan Hajat Terhadap Bernafas Oleh: M. Taufik. N.T ا ل م د ل ل و ح د ا ك ث ي ر ا ك م ا أ م ر ف ان ت ه و ا ع م ا ن ه ى ع ن و و ح ذ ر. أ ش ه د أ ن ل إ ل

Lebih terperinci

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Tatkala Menjenguk Orang Sakit هللا ىلص Doa-doa Rasulullah Tatkala Menjenguk Orang Sakit Publication : 1438 H_2017 M DOA-DOA RASULULLAH TATKALA MENJENGUK ORANG SAKIT حفظو هللا Oleh Ustad Abu Minhal, Lc Disalin dari Majalah As-Sunnah_Baituna,

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT 40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426

Lebih terperinci

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong?

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong? Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong? هل حكم لا سبا خا خليلا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Lebih terperinci

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah

Lebih terperinci

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014 MeNCiNTai A H L U B A I T هللا ىلص NABI حفظو هللا Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA Publication: 1436 H_2014 M هللا ىلص Mencintai AHLUL BAIT Rasulullah Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA Disalin dari Majalah

Lebih terperinci

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari Publication : 1437 H_2016 M Tetangga: Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan al-halabi Disalin

Lebih terperinci

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu Hadits Palsu Tentang Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1438 H_2017 M Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu حفظه هللا Ustadz Abdullah

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya) SIFAT WUDHU NABI Apabila seorang muslim mau berwudhu, maka Hendaknya ia berniat di dalam hatinya, kemudian membaca Basmalah, sebab Rasulullah bersabda: ال و ض و ء ل م ن ل ي ذ ك ر اس م الل ه ع ل ي ه "Tidak

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 12-06-2017 17 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Nuzulul Qur an Al-Bukhari 2-4, Ahmad 16370 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa

Lebih terperinci

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan. Qunut Nazilah ا لل ه م اه د ن ا ف ي من ه د ي ت و ع اف ن ا ت و ل ي ت ف ي م ن ع اف ي ت و ت و ل ن ا ف ي م ن Ya Allah, berilah aku hidayat sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan, Berilah aku kesihatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD INSAN RABBANI BINAGRIYA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD INSAN RABBANI BINAGRIYA PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD INSAN RABBANI BINAGRIYA PEKALONGAN Hasil dari data penelitian yang diperoleh melalui observasi partisipasif,

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M Kaidah Fiqh ان ح ظ س ان ع ب اد اث ف األ ص م ان إ ب اح ت انع اد اث ف ان أ ص م و PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: Pada Dasarnya Ibadah

Lebih terperinci

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1438 H_2017 M Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu حفظه هللا Ustadz Abdullah

Lebih terperinci

PERAYAAN NATAL BERSAMA

PERAYAAN NATAL BERSAMA BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 5 PERAYAAN NATAL BERSAMA Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : Menimbang : 1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH) 11 Perdukunan (Kahanah) dan Peramalan ( Irafah) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH) Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah

Lebih terperinci